Selasa, 01 Februari 2022

Metode efektif untuk melatih kedisiplinan anak dalam menjalankan ibadah sholat

Bunda merasa kesulitan membiasakan anak untuk mengerjakan sholat 5 waktu? Udah pake berbagai cara tapi anak tetep lalai dalam sholatnya? Mungkin cara ini bisa membantu mengatasi keresahan hati bunda. Yuk simak baik-baik 😊


Ada berbagai alasan mengapa anak bisa lalai dalam sholatnya. Salah satu yang sering dijumpai adalah karena anak terlalu asyik dengan gadgetnya. Berkali-kali kita ingatkan untuk segera sholat tapi tetap tidak mereka gubris karena saking asyiknya bermain gadget. Mereka memang mengatakan "iya", tapi tak kunjung juga beranjak dari tempatnya semula. Hingga akhirnya membuat kita naik pitam, bahkan tak jarang mengeluarkan kata kasar.


Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu mengurangi akar permasalahannya sedikit demi sedikit. Coba bunda terapkan sebuah sanksi yang membuat anak-anak jerah. Seperti dengan menyita gadget mereka apabila meninggalkan sholat. Bunda bisa menerapkan peraturan dimana apabila anak meninggalkan sholat 1 waktu, maka gadget akan disita selama 5 jam. Hal ini berlaku kelipatan. Cobalah bicarakan hal ini pada anak dengan penuh pengertian, agar anak tidak merasa terlalu dikekang.


Jika anak sudah terbiasa melaksanakan sholat 5 waktu, maka sanksinya dapat kita rubah sesuai kebutuhan. Misalnya apabila anak menunda-nunda sholat, maka gadget akan disita sesuai lama mereka mengulur waktu. 


Selain dapat melatih kedisiplinan dan mengurangi kecanduan anak terhadap gadget, sistem ini juga berperan dalam melatih kejujuran anak. Mereka akan dilatih untuk mengaku atau bicara jujur apabila mereka tidak melaksanakan sholat atau menunda-nunda sholat.


Memang pada awalnya motivasi mereka untuk sholat adalah agar gadgetnya tidak bunda sita. Tapi lama-kelamaan mereka akan terbiasa melaksanakan sholat di awal waktu. Sehingga mereka akan merasa ada hal yang mengganjal apabila mereka tidak melaksanakan sholat tepat pada waktunya.


Yuk biasakan anak sholat 5 waktu sejak dini, agar ketika dewasa mereka tidak akan lalai dalam sholatnya ☺️ Sebagaimana sabda Rasulullah:

“Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan sholat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukulah mereka (jika meninggalkannya) saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.”


Jika bukan bunda yang bertindak dari sekarang, lalu bagaimana nasib anak kita kelak ☺️

Yang perlu bunda ingat, anak adalah titipan Allah, maka kita harus menjaga dan mendidik mereka dengan baik. Karena suatu saat nanti, Allah akan meminta pertanggungjawaban kita sebagai orang tua mereka ☺️

Semoga anak-anak kita bisa menjadi jalan kita menuju surga Allah. Aamiin.. allahumma aamiin..

Minggu, 24 Juni 2018

Feature News For Final Exam

Assalamu'alaikum...

Hai gaes, akhirnya tibalah kita di waktu pemostingan tugas UAS aku berupa feature news yang udah melalui berbagai tahapan yang cukup panjang dan menguras pikiran.

Pertama, terimakasih banyak untuk Bu Artika selaku dosen pengampu mata kuliah jurnalistik PGMI 2C yang selama ini telah membimbing kami dengan penuh kesabaran dan selalu berbagi pengalaman serta pengetahuan beliau dengan kami, hingga kami dapat menyelesaikan tugas-tugas yang beliau berikan dengan baik. Kami juga mohon maaf apabila selama ini kami banyak melakukan kesalahan dan merepotkan Bu Artika. Semoga kelak kami juga bisa menjadi seorang jurnalis yang berprestasi seperti Bu Artika. Dan semoga Bu Artika selalu diberi kelancaran oleh Allah dalam melanjutkan pendidikan di luar negeri. Aamiin..

Untuk teman-teman semua, terimakasih karena kalian udah nyempetin waktu buat berkunjung ke blog aku. Semoga apa yang aku share selama ini bisa bermanfaat buat kalian semua. Dan walaupun mata kuliah jurnalistikku udah berakhir, aku bakal tetep nerusin blog ini untuk sharing hal-hal lainnya yang pasti juga bermanfaat. Jadi jangan pernah bosen buat mampir di sini ya gaes dan tunggu postingan-postingan aku selanjutnya.

Oke berikut adalah hasil feature news yang aku buat. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa :)

Wassalamu'alaikum...


Tak Kaya Bukan Berarti Tak Berprestasi

Muhammad Abi Maulana
Foto diambil pada 3 Juni 2018
(Dokumen pribadi penulis)

SIDOARJO – Terlahir dalam keluarga yang kurang mampu tidak membuat Muhammad Abi Maulana, seorang siswa kelas 5 sekolah dasar, menyerah pada kehidupan. Ia justru ikut ambil bagian dalam pekerjaan kedua orangtuanya. Anak berusia 12 tahun tersebut terlahir dari pasangan Siti Mariani, seorang ibu rumah tangga yang membuka usaha dagang kecil-kecilan di rumah dan Agus Wahyudi, seorang pengangkut sampah yang berkeliling dari rumah ke rumah. Walaupun disibukkan dengan membantu kedua orangtuanya, Abi tetap tidak memberikan cela sedikitpun untuk tidak berprestasi di sekolah.

Selain mengaji dan belajar, kegiatan Abi selama di rumah adalah membantu kedua orangtuanya. “Biasanya bantu ngirim LPG kalau ada orang order,” kata Abi kemarin (3/6). Selain itu, biasanya setiap satu minggu sekali ia selalu membantu ayahnya menyetorkan sampah yang sebelumnya telah dipilah-pilah oleh ibu dan neneknya. Dan dengan senang hati ia melakukan semua itu. “Soalnya jarang main keluar, habis sekolah ya di rumah, jadi seneng kalau bantu bisa sambil main juga”, tuturnya.

Bahkan ketika bulan puasa, Abi membantu ibunya berjualan mie instan dan jajan mulai dari habis maghrib hingga waktu sahur tiba. Ia baru akan tidur setelah shubuh. “Waktu sekolah ya tetep jualan sampai sahur, paginya juga tetep sekolah,” terang sang nenek Asmenik (57). Abi bertugas untuk menjaga dagangan dan melayani pembeli, namun untuk urusan memasak mie instan dilakukan oleh neneknya. Biasanya Abi juga membantu ayahnya untuk mengangkat karung-karung sampah dan barang-barang dagangan seperti galon dan LPG masuk ke dalam rumah ketika ayahnya pulang dari mengangkut sampah atau membeli barang dagangan baru.

Prestasi siswa SDN Larangan tersebut terus berlanjut. Kini, Abi berhasil meraih peringkat pertama kembali di kelas. Posisi dimana selalu ia duduki sejak kelas 1.  Dan ia tak memberikan kesempatan sedikitpun pada siswa lainnya untuk merebut posisinya tersebut. 

Selain itu, pada akhir tahun 2014, ia berhasil meraih juara 1 pada lomba menghafal asmaul husna dengan artinya yang diselenggarakan oleh SDN Larangan. Ia juga pernah keluar sebagai juara 3 tingkat kecamatan pada lomba 3M. Adapun lomba-lomba lain yang pernah ia ikuti diantaranya ada lomba pildacil, MIPA, sepak bola, skak, banjari, dan drumband.

Muhammad Abi Maulana (kanan) bersama salah seorang gurunya.
Penyerahan piala juara 1 lomba menghafal asmaul husna dengan artinya tingkat SDN Larangan pada 11 November 2014.
(Dokumen pribadi narasumber)

Sejak kecil, Abi selalu mempelajari semuanya sendiri. Orang tuanya hanya sebagai pembimbing yang membenarkan apabila ada kesalahan dalam pemahamannya. “Nggak ada metode khusus, yang penting itu membaca”, tutur sang ibu Siti Mariani (41). “Nggak perlu lama-lama, cukup 1 sampai 2 jam, kalau terlalu lama nanti bosan”, tambahnya. Abi sendiri sangat suka membaca, terutama jika bacaannya itu seputar ilmu pengetahuan sosial.

Selain itu, Abi adalah anak yang cukup aktif tidak hanya di rumah tapi juga di sekolah. Terbukti dengan banyaknya kegiatan ekstrakulikuler yang ia ikuti. Diantaranya seperti jurnalis, UKS, pramuka, diniah, banjari, drumband, satgas, hingga duta lingkungan hidup. Bahkan ia juga mengikuti kegiatan pencak silat di luar sekolah. Ia pun tak ragu untuk datang pada acara kenduren di kampungnya.

Sadar akan keadaan yang orangtuanya hadapi, tak lekas membuat Abi selalu mengeluh. Ia justru menjadi anak yang sangat kuat dan mandiri. Sering kali ia hanya bisa makan nasi dengan sayur tanpa adanya lauk, namun itu tak menjadi masalah baginya. “Yang penting bisa makan, perut kenyang,” tutur anak yang tinggal di Desa Kwadengan tersebut. 

Bahkan untuk pergi ke sekolah, ia harus menempuh jarak kurang lebih sejauh 3 km hanya dengan mengendarai sepeda mungilnya. Dan terkadang jika sepedanya rusak, ia tak ragu untuk menggunakan sepeda ibunya yang lebih besar dari ukuran tubuhnya.

Namun, Abi mengaku bahwa ia sama sekali tidak merasa malu dengan keadaannya tersebut. Ia juga tidak takut dibully oleh teman-temannya karena pekerjaan orangtuanya. Ia hanya ingin kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa mengangkat derajat kedua orangtuanya. Itulah yang membuat ia selalu termotivasi untuk terus belajar dan meraih prestasi di sekolah. “Yang penting belajar, masalah hasil nanti akhir-akhir,” ujarnya.

Making Feature News Step 4 : Membentuk Struktur Berita

Assalamu’alaikum…

Hai gaes, untuk postingan kali ini aku bakal share hasil penyusunan berita aku setelah melalui beberapa tahapan seperti pembuatan brainstorm, wawancara narasumber, dan konsultasi dengan dosen pengampu. Jadi, bisa dibilang kalo ini adalah proses terakhir dalam pembuatan feature news atau projek UAS aku sebelum bener-bener jadi berita yang utuh. Oke stay tune yaa. Berikut pembahasannya.


Jadi setelah melakukan proses wawancara dan konsultasi, langkah berikutnya adalah menyusun poin-poin penting dari hasil wawancara menjadi struktur piramida terbalik sebagaimana materi yang pernah aku share sebelumnya.

Dan berikut ini adalah hasil penyusunan beritaku.

How / why : bagaimana siswa yang selalu membantu orang tuanya bekerja namun tetap berprestasi di sekolah?

Hasil wawancara :
1. Muhammad Abi Maulana (siswa)
  • Membantu mengirim LPG setiap ada orang order dan menyetor sampah bersama ayah 1 minggu sekali.
  • Sambil membantu orang tua juga bisa sambil main, karena jarang pergi main.
  • Cara belajarnya yaitu dengan sering membaca buku karena sudah menjadi kesukaan, terutama untuk buku IPS.
  • Banyak mengikuti ektrakulikuler di sekolah, seperti jurnalis, UKS, pramuka, dinia, banjari, drumband, satgas, dan duta lingkungan hidup.

2. Siti Mariani (ibu siswa)

  • Kegiatan Abi di rumah yaitu mengaji, belajar, dan membantu orang tua.
  • Tidak ada metode pembelajaran khusus untuk Abi, sejak kecil ia selalu belajar sendiri, hanya perlu membaca setiap hari 1 sampai 2 jam.
  • Selalu peringkat satu sejak kelas 1 hinggga kelas 5. Ia juga pernah juara 3 kecamatan dalam lomba 3M dan juara 1 di sekolahnya dalam lomba menghafal asmaul husna dengan artinya.
  • Abi sering ikut lomba, diantaranya yaitu pildacil, MIPA, sepak bola, skak, banjari, dan drumband.

3. Asmenik (nenek siswa)

  • Abi adalah anak yang penurut, rajin, dan selalu menerima keadaan orang tuanya.
  • Abi selalu membantu orang tuanya setiap hari. Terutama saat bulan puasa, ia bahkan membantu menjaga toko mulai dari habis maghrib hingga waktu sahur.
  • Ketika menjaga toko, Abi biasanya melayani orang-orang yang membeli jajan dan mie instan untuk dimasak. Jika ada sampah datang yang dibawa ayahnya, Abi membantu mengangkat karung sampah tersebut. Atau jika ayahnya datang membawa barang dagangan seperti galon dan LPG dia juga membantu mengangkatnya masuk ke dalam rumah.

Struktur piramida terbalik :

  • Lead : Kesibukan membantu orang tua tak menghalangi Abi untuk berprestasi di sekolah.
  • Body 1 : Selain mengaji dan belajar, kegiatan Abi selama di rumah adalah membantu pekerjaan kedua orang tuanya.
  • Body 2 : Abi bahkan membantu menjaga toko mulai dari habis maghrib hingga waktu sahur ketika bulan puasa.
  • Body 3 : Abi selalu menduduki peringkat pertama sejak kelas 1 hingga kelas 5.
  • Body 4 : Abi juga beberapa kali meraih juara dalam perlombaan yang diikutinya.
  • Body 5 : Prestasi dapat Abi raih hanya dengan membaca antara 1 sampai 2 jam setiap harinya.
  • Body 6 : Bukan hanya di rumah, di sekolah pun Abi begitu aktif mengikuti berbagai kegiatan.
  • Body 7 : Tidak menjadi masalah bagi Abi walau hanya makan nasi dan sayur tanpa adanya lauk.
  • Body 8 : Abi dapat pergi ke sekolah sendiri dengan sepeda mungilnya walau harus menempuh jarak 3 km.
  • Penutup : Abi tak pernah malu atas kedaannya dan tak pernah takut dibully karena pekerjaan orang tuanya.

Okedeh itu aja yang bisa aku share ke kalian. Semoga bermanfaat ya gaes.

Wassalamu’alaikum…

Jumat, 22 Juni 2018

Making Feature News Step 3 : Konsultasi

Assalamu’alaikum…

Hai gaes, untuk postingan kali ini aku bakal sharing pengalaman konsultasi tentang topik berita buat UAS sama Bu Artika selaku dosen pengampu mata kuliah jurnalistik di kelasku. Jadi, postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Oke stay tune yaa. Berikut pembahasannya.


Jadi sebelumnya, setiap kelas ditugaskan untuk mengumpulkan list pendataan topik liputan dari masing-masing mahasiswa. Tentu saja antara satu mahasiswa dan lainnya tidak boleh sama persis. Jika sekolah yang diliput sama, maka angle liputannya harus berbeda. Namun jika angle liputannya sama, maka sekolah yang akan diliput harus berbeda.

Aku sendiri udah ngumpulin data sebagai berikut.

Nama                           : Puput Ayu
NIM                            : ( rahasia ya hehe )
Topik Liputan             : Siswa berprestasi
Angle Liputan             : Proses siswa mencapai prestasi dan semangatnya membantu
                                      orang tua (sebelum revisi). Setelah direvisi hasilnya sesuai
                                      dengan brainstorm di postingan sebelumnya.
Narasumber                 : -    Muhammad Abi Maulana (Siswa)
-          Siti Mariani (Ibu Siswa)
Ada penambahan narasumber setelah direvisi.
Lokasi Sekolah            : SD Negeri Larangan
Berkelompok/Sendiri  : Sendiri

Nah, dari data di atas dapat kita lihat bahwa ada beberapa revisi yang aku lakukan setelah konsultasi.
Itulah gunanya konsultasi, kita jadi tau dimana letak kesalahan kita sehingga kita bisa memperbaikinya agar hasilnya lebih memuaskan.

Okedeh itu aja yang bisa aku share ke kalian. Semoga bermanfaat ya gaes.

Wassalamu’alaikum…

Making Feature News Step 2 : Proses Wawancara


Assalamu’alaikum…

Hai gaes, untuk postingan kali ini aku bakal sharing pengalaman wawancara aku setelah menyusun brainstorm. Jadi, postingan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Oke stay tune yaa. Berikut pembahasannya.


Setelah menyusun brainstorm, langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan narasumber yang bersangkutan sesuai dengan brainstorm yang telah dibuat sebelumnya. Dan narasumber utama aku itu seorang siswa kelas 5 sekolah dasar yang tidak lain adalah saudara aku sendiri. Namanya adalah Muhammad Abi Maulana, usianya 12 tahun. Jadi, waktu itu sekitar tanggal 3 Juni 2018 aku dateng ke rumahnya buat ketemu dia sama keluarganya. Alhamdulillah dia sama keluarganya bersedia buat diwawancara. Akhirnya aku ngajuin beberapa pertanyaan ke mereka dan bisa dijawab dengan baik. Awalnya sih Abi itu malu-malu, bahkan sempet nggak mau buat diwawancara. Tapi setelah dibujuk sama ibunya, alhamdulillah dia mau bekerjasama :) Dan berjalan lancar sih sampai akhir, bahkan nggak perlu waktu lama buat nyelesein proses wawancaranya. Tapi sayang, aku nggak sempet foto sama Abi dan keluarganya karna buru-buru. Apalagi waktu itu udah mau buka puasa jadi nggak enak kalo lama-lama.


Okedeh itu aja yang bisa aku share ke kalian. Maaf kalo pengalamanku nggak banyak. Semoga bermanfaat ya gaes.

Wassalamu’alaikum…

Kamis, 21 Juni 2018

Making Feature News Step 1 : Membuat Brainstorm

Assalamu’alaikum…

Hai gaes, mulai dari posting ini aku cuma bakal share proses pembuatan berita atau projek UAS jurnalistikku. Jadi, Bu Artika selaku dosen pengampu mata kuliah jurnalistik di kelas ku udah ngasih tugas UAS untuk bikin feature news seputar pendidikan. Nah, jenjang pendidikannya itu mulai dari SD sampai SMA. Aku sendiri udah pilih jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Untuk proses penyusunannya aku mulai dari pembuatan brainstorm sesuai sama materi-materi penyusunan berita yang udah aku bahas di postingan-postingan sebelumnya. Berikut ini hasil branstormnya.

Usulan topik berita seputar pendidikan :
1.      Siswa berprestasi
2.      Program sekolah unggulan
3.      Guru berprestasi
4.      Pegawai sekolah teladan
5.      Sekolah berprestasi

Topik yang terpilih : Siswa berprestasi

Angle (sudut pandang) :
1.      Siswa yang selalu juara dalam perlombaan
2.      Siswa yang membantu orang tuanya bekerja namun tetap berprestasi di sekolah
3.      Siswa yang kreatif dalam membuat sesuatu kemudian berinisiatif untuk memperoleh uang atau keuntungan dari kekreatifannya tersebut.

Angle terpilih : Siswa yang membantu orang tuanya bekerja namun tetap berprestasi di sekolah

How / why : bagaimana siswa yang selalu membantu orang tuanya bekerja namun tetap berprestasi di sekolah?

Narasumber :
1.      Muhammad Abi Maulana (siswa)
2.      Siti Mariani (ibu siswa)
3.      Asmenik (nenek siswa)

Daftar pertanyaan :
1.      Muhammad Abi Maulana (siswa)

  • Apa saja yang kamu lakukan ketika membantu kedua orang tuamu?
  • Apa yang membuatmu semangat untuk membantu kedua orang tuamu?
  • Bagaimanakah cara belajarmu di sela-sela kesibukan membantu kedua oang tuamu?

2.      Siti Mariani (ibu siswa)

  • Apa saja yang Abi lakukan di rumah?
  • Bagaimanakah metode pembelajaran yang Anda terapkan pada Abi?
  • Prestasi apa saja yang telah Abi raih di sekolah selama ini?

3.      Asmenik (nenek siswa)

  • Bagaimanakah sikap Abi ketika di rumah?
  • Apakah Abi membantu kedua orang tunya setiap hari?
  • Apa saja yang Abi lakukan ketika membantu kedua orang tuanya?


Okedeh itu aja yang bisa aku share ke kalian. Semoga bermanfaat ya gaes.

Wassalamu’alaikum…

Ada Apa Dengan UINSA ?

Assalamu’alaikum…

Hai gaes, untuk postingan kali ini aku bakal share tentang hasil penyusunan berita aku. Mungkin hasilnya kurang sempurna karna emang masih proses belajar, jadi mohon dimaklumi. Buat kritik dan saran bisa kalian tulis di kolom komentar yaa. Semoga bermanfaat.


Gudang Ditutup, Mahasiswa Keluhkan Keberadaan Mushollah


SURABAYA - Keberadaan mushollah atau tempat beribadah di gedung E1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UINSA masih menunggu kepastian. Hingga saat ini, di gedung E1 masih belum ada mushollah yang layak untuk mahasiswa beribadah. Ruangan yang sebelumnya digunakan sebagai mushollah telah dikunci.

Ketiadaan mushollah di gedung E1 dikeluhkan oleh mahasiswa. Mahasiswa mengaku kesulitan saat akan menunaikan sholat. Terutama mahasiswa yang memiliki jadwal kuliah padat dan waktu istirahat yang terbatas. Mereka harus tergesa-gesa dalam menunaikan sholat karena diburu waktu dan lokasi mushollah yang berada di gedung lainnya.

Sebenarnya tempat yang difungsikan sebagai mushollah itu adalah sebuah gudang. Namun setelah beberapa waktu digunakan, timbullah beberapa masalah. Diantaranya, saluran air dari kamar mandi yang ada dalam gudang tersebut mampat. Sehingga air bekas wudhu tidak bisa mengalir dengan baik. Selain itu, keadaan gudang yang sempit dan pengap menimbulkan ketidaknyamanan dalam beribadah.

Ada harapan akan dibangunnya mushollah jika diperlukan. Rencana pembangunannya akan dirundingkan terlebih dahulu dengan pimpinan. “Nanti kita carikan solusinya gimana, kita coba carikan tempat untuk mushollanya,” kata Nanang, Kepala staf bagian fasilitas kemarin (30/4). “Saya harus ngomong sama pimpinan juga. Nanti gimana hasilnya juga akan kita sampaikan,” tambahnya.

Mahasiswa sangat berharap agar di gedung E1 segera dibangunkan mushollah yang layak. Selain karena diburu waktu kuliah, kenyamanan dalam beribadah juga sangat dibutuhkan. Agar mereka dapat belajar dan beribadah dengan nyaman. “Sangat penting adanya mushollah di gedung E1, karena digedung E1 juga ada proses belajar mengajar seperti di gedung ftk baru, jadi ya penting juga,” jelas Atika, mahasiswa pendidikan Bahasa Arab yang sering mengikuti perkuliahan di gedung E1.

Metode efektif untuk melatih kedisiplinan anak dalam menjalankan ibadah sholat

Bunda merasa kesulitan membiasakan anak untuk mengerjakan sholat 5 waktu? Udah pake berbagai cara tapi anak tetep lalai dalam sholatnya? Mun...