Assalamu'alaikum...
Halo teman-teman. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai bahasa dalam jurnalistik.
Jadi, berita itu tidak sama ya dengan karya tulis lain seperti novel ataupun cerita pendek. Berita ditulis menggunakan bahasa Indonesia dengan ragam jurnalistik. Karena berita harus menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita tersebut menurut nilai beritanya. Saat menulis berita, usahakan agar berita itu singkat dan sederhana. Hindari juga kalimat-kalimat rumit dan pilihlah kalimat yang pendek juga tepat.
Halo teman-teman. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai bahasa dalam jurnalistik.
Jadi, berita itu tidak sama ya dengan karya tulis lain seperti novel ataupun cerita pendek. Berita ditulis menggunakan bahasa Indonesia dengan ragam jurnalistik. Karena berita harus menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita tersebut menurut nilai beritanya. Saat menulis berita, usahakan agar berita itu singkat dan sederhana. Hindari juga kalimat-kalimat rumit dan pilihlah kalimat yang pendek juga tepat.
Nah, ragam jurnalistik sendiri terdiri dari :
- Menaati aturan ejaan yang berlaku atau sesuai dengan EYD.
- Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku.
- Tidak meninggalkan awalan me- dan ber-, kecuali pada judul berita.
- Menggunakan kalimat pendek dan lengkap yang terdiri dari subjek, predikat, dan objek.
- Menggunakan kalimat logis dan satu kalimat hanya berisi satu gagasan.
- Satu paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antarkalimat juga harus terpelihara.
- Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat. Sedangkan bentuk kalimat pasif hanya digunakan jika memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya.
- Kata-kata mubazir seperti adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya harus dibatasi penggunaannya.
- Kalimat aktif dan pasif tidak dicampuradukkan dalam satu paragraf.
- Kata-kata asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis tidak digunakan. Jika terpaksa, maka harus dijelaskan .
- Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi. Ketika singkatan dan akronim digunakan pertama kali, maka harus diberi penjelasan kepanjangannya.
- Penggunaan kata pendek lebih didahulukan daripada kata panjang.
- Tidak menggunakan kata ganti orang pertama seperti saya dan kamu. Karena berita harus menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia, dan mereka.
- Kalimat kutipan ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru.
- Tidak memasukkan pendapat atau opini sendiri ke dalam berita.
- Segala sesuatu yang menjadi hasil obervasi harus dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keterangan dalam kalimat.
- Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif sehingga harus dapat dipahami dengan mudah oleh para pembacanya.
Namun pada kenyataannya, wartawan atau jurnalis sering
dituding sebagai perusak bahasa Indonesia. Menurut pendidik dan pakar bahasa
Indonesia J.S. Badudu, kesalahan tersebut merata dari penggunaan ejaan, pemilihan
kata, penghilangan unsur-unsur gramatikal, dan penyusunan kalimat-kalimat yang
rancu.
Ø
Kalimat rancu
Kalimat rancu seringkali ditemukan karena kurangnya kemampuan jurnalis
dalam menggunakan bahasa Indonesia yang benar, seperti kesalahan penggunaan akhiran
(kan dan i).
Contoh :
Mereka memperingatkan
hari kemerdekaan di dalam penjara.
Pembenaran :
Mereka memperingati hari
kemerdekaan di dalam penjara.
Ø
Ejaan
Contoh :
Budiman di gugat oleh
pegawainya.
Pembenaran :
Budiman digugat oleh
pegawainya.
Ø
Kaidah Tata Bahasa
Contoh :
Beliau mendengar ibukota
RI telah ditaklukan Belanda.
Pembenaran :
Beliau mendengar ibukota
RI telah ditaklukkan Belanda.
Ø
Penggunaan Kata
Contoh :
Kasus perkara korupsi
itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.
Pembenaran :
Kasus korupsi itu akan
segera dilimpahkan ke pengadilan.
Ø
Susunan Kalimat
Contoh :
Tengah malam ketika
hendak mengambil air wudhu Ny. Dh, untuk shalat tahajud, tiba-tiba disekap 3
orang tak dikenal dan menyumbat mulutnya, kemudian menggotong ke tengah sawah
dekat dusunnya.
Pembenaran :
Tengah malam ketika Ny.
Dh hendak mengambil air wudhu untuk shalat tahajud, tiba-tiba 3 orang tak
dikenal menyekap dan menyumbat mulutnya. Kemudian ia digotong ke tengah sawah
di dekat dusunnya.
Maka
sebenarnya bahasa pers dan bukan pers itu sama, yakni sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Malah
seharusnya bahasa pers lebih mudah dipahami oleh pembaca. Tapi ada
juga yang dengan sengaja merusak bahasa. Seperti sejak bergulirnya era kebebasan pers, mulai
bermunculan beberapa koran dan tabloid penganut the yellow journalism.
Koran-koran atau tabloid-tabloid ini bukan hanya penuh sensasi, tetapi juga
menjungkirbalikkan semua rambu-rambu penulisan bahasa jurnalistik.
Itulah sedikit ulasan mengenai bahasa jurnalistik. Semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungan kalian dan jangan pernah bosan ya untuk mengunjungi blog saya.
Wassalamu'alaikum...
Itulah sedikit ulasan mengenai bahasa jurnalistik. Semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman semua. Terimakasih atas kunjungan kalian dan jangan pernah bosan ya untuk mengunjungi blog saya.
Wassalamu'alaikum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar